Mengapa Pelajar di Indonesia Lebih Mementingkan Hasil
daripada Proses?
Pendidikan merupakan aspek penting bagi
perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan alat yang digunakan untuk membebaskan
manusia dari keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan. Pendidikan diyakini mampu
menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan
keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia produktif. Namun pada kenyataannya pendidikan seakan menjadi
hal yang mahal untuk dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah. Bahkan yang
lebih parah lagi nilai bisa diperjualbelikan. Bagi pelajar, proses belajar
bukan lagi yang utama tapi yang paling utama adalah hasilnya. Mereka berlomba –
lomba mendapatkan nilai yang tinggi tanpa peduli dengan apa yang didapat dari proses belajarnya.
Apabila
masalah ini dihubungkan dengan ilmu filsafat, maka akan ditemukan berbagai
alasan dan penyebab sehingga hal tersebut bisa terjadi.
Jika
ditinjau dari aliran materialisme, yang menjadi penyebab masalah ini adalah
pelajar Indonesia cenderung berpikir bahwa ketika mereka memiliki nilai tinggi,
mereka bisa memiliki segalanya, termasuk pekerjaan yang layak.
Jika
ditinjau dari aliran idealisme, masalah ini disebabkan oleh rendahnya
religiuitas pelajar sehingga menghalalkan semua cara untuk mendapat nilai yang
tinggi.
Jika
ditinjau dari aliran realisme, yang menjadi alasan utama pelajar melakukan hal
ini adalah, mereka merasa dengan nilai yang tinggi, derajat keluarga mereka
akan terangkat.
Jika
ditinjau dari aliran pragmatif, masalah ini terjadi karena pelajar tidak
percaya pada kemampuan mereka untuk berkompetensi dengan jujur, sehingga
sebagian besar dari mereka melakukan hal yang tercela demi sebuah nilai seperti
menyuap guru, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar